Senandung rebam menjelma keheningan
Petikan miris direnungkan, dalam
Enggan menggait kawan
Cinta membedakan, kasih tak teribaratkan
Ibunda tak tertukarkan
Ambang keabadian, syarat akan kepatuhan
Luluh dalam rengkuhan
FirdausMu ku dambakan, kau dambakan
Orang tua adalah jalan, keabadian
Ruang pahala dan kasih Tuhan
Pilar cinta mengukuhkan
Rintangan ku adukan, pada bunda dalam pelukan
Embun menyempurnakan, dengan kesejukan
Sisa hangat pekatnya malam
Torehan indah bunda menawan, aku di kejauhan
Yang menjadi bintang dalam kelam
Di manapun jiwa ku sandarkan, raga ku rebahkan
Angan tak lepas dari tautan
Nian bunda tak terlupakan
Do’a dalam keterpurukan, tengadah jiwa kesakitan
Andaikan kau tiada, bunda
FirdausNya kan jadi singgasana
Hening-hening bisik sujudku
Yang memuja jiwa muliamu
Puisi ini aku tujukan untuk Presty Larasati (Af1 baru sempat Q posting) dan juga bwt Dafhy yang kemarin sempat minta puisi bwt bundanya.
Af1 sederhana banget,,,semoga kalian suka….:neutral:
thanks ya phe……..permintaanQ dikabulin……….
bunda i do love you.. 🙂
Iephe g buatin puisi tuk aku ya? 😦
Pokoke ukhti harus buatin!! [maksa] 😆
dan hari ini berantem sama ibu 😦
Yah.. G dibuatin juga g papa.. tapi ana tau, ukhti baek banget kok…. 😆
hu hu hu..
setelah kehilangan yang lama, presty dateng lagih..
hikz hikz..
*haru*
makasih ya dek, puisinya…
🙂
pa kabar, iephe???
😀
wah kabarnya bloger Warok sip dong… selamat ya … aja lali kenduren lho ….cahhh !!!!!!!!